Softskill kelompok 4

Posted: Mei 11, 2016 in Uncategorized

Softskill bahasa inggris bisnis 2

kelompok 4

kelas 4EA20:

agung kurniawan (10212360)

hari riyanto (13212314)

panggi eko prasetiyo (15212636)

sandy tyas pratama (16212819)

pengertian Question Tag

Question tag adalah pertanyaan pendek yang ditambahkan di akhir pernyataan (declarative sentence) untuk menanyakan informasi atau meminta persetujuan.

Seperti idiom (ungkapan bahasa Inggris), question tag merupakan bagian yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari seorang native speaker. Walaupun grammar, pronounciation, dan intonation-nya baik, seseorang dapat mudah dikenali bukan sebagai native speaker jika tidak menggunakan question tag.

Rumus Question tag

linking verb “be”/auxiliary verb +/- not + pronoun

Keterangan:

  • linking verb “be” yaitu: is, am, are, was, were, sedangkan auxiliary verb berupa primary auxiliary verb (be, do, have) atau modal auxiliary verb (will, would, may, may, might, can, could, shall, should) yang cocok dengan verb pada bagian pernyataan.
  • Pronoun disesuaikan dengan subject pada bagian pernyataan.

Contoh Question Tag:

  • You love math, don’t you? (Kamu suka matematika kan?)
  • You don’t love math, do you? (Kamu tidak suka matematika kan?)

Pembentukan Question Tag

Berdasarkan general rule (aturan umum) positive question tag dapat mengikuti negative sentence (kalimat negatif). Begitu pula sebaliknya,  negative question tag dapat mengikuti positive sentence (kalimat positif).

Question tag terdiri dari main verb (jika berupa linking verb “be”), dummy auxiliary verb “do/does/did” (jika main verb bukan berupa linking verb) atau auxiliary verb yang pertama (jika terdiri dari main verb dan satu atau lebih auxiliary) +/- not + subjek (pronoun) yang disesuaikan dengan kalimat utama.

negative sentence, positive question tag negative sentence, positive question tag
Ahmad didn’t come late, did he?
(Ahmad tidak datang terlambat kan?)
Ahmad came late, didn’t he?
(Ahmad datang terlambat kan?)
The man isn’t stingy, is he?
(Pria tsb tidak pelit kan?)
The man is stingy, isn’t he?
(Pria tsb pelit kan?)
You haven’t finished your homework, have you?
(Kamu belum menyelesaikan PR-mu kan?)
You have finished your homework, haven’t you?
(Kamu telah menyelesaikan PR-mu kan?)
They won’t attend the seminar, will they?
(Mereka tidak akan menghadiri seminar kan?)
They will attend the seminar, won’t they?
(Mereka akan menghadiri seminar kan?)

 

Intonasi pada Question Tag

Tujuan dari penggunaan question tag adalah untuk menanyakan informasi atau meminta persetujuan. Ketika menggunakannya untuk menanyakan informasi, posisi speaker tidak tahu apakah informasi tersebut benar atau salah. Pada kondisi tersebut, question tag diberi penekanan dengan intonasi naik (rising intonation).

Adapun ketika question tag digunakan untuk meminta persetujuan, speaker yakin bahwa informasi yang diketahui benar, namun mengharapkan jawaban yang mendukung keyakinannya. Pada situasi itu question tag dilafalkan tanpa penekanan dengan intonasi turun (falling intonation).

Contoh Kalimat Question Tag:

You didn’t drink alcohol, did you? (Kamu tidak minum alkohol kan?)

  • Jika speaker tidak tahu apakah lawan bicaranya minum alkohol dan dia ingin tahu jawabannya, question tag diberi penekanan dengan intonasi naik.
  • Jika speaker hanya ingin tahu bahwa lawan bicaranya tidak minum alkohol dan hanya mengharapkan penegasan, question tag diucapkan tanpa penekanan dengan intonasi turun.
  1. Jika kalimatnya positif, maka question tag-nya negatif.

Contoh:

You are beautiful, aren’t you? [Kamu cantik, kan?]

She is serious, isn’t she? [Dia serius, bukan?]

Catatan:  Jika question tag-nya negatif, maka not harus disingkat (misal aren’t you? bukan are not you?).

  1. Jika kalimatnya negatif, maka question tag-nya positif.

Contoh:

You are not beautiful, are you? [Kamu tidak cantik, kan?]

She is not serious, is she? [Dia tidak serius, bukan?]

  1. Jika subjeknya I am, maka question tag-nya aren’t I. Namun, bila subjeknya I am not, maka question tag-nya am I.

Contoh:

I am smart, aren’t I? [Saya pintar, kan?]

I am not guilty, am I? [Saya tidak bersalah, kan?]

  1. Jika kalimatnya menggunakan kata kerja (verb), maka gunakan do/does untuk Verb 1 dan did untuk Verb 2 dalam membuat question tag-nya.

Contoh:

You stay in Bandung, don’t you? [Anda tinggal di Bandung, kan?]

Hendra writes an aricle, doesn’t he? [Hendra menulis sebuah artikel, kan?]

She played tennis, didn’t she? [Dia bermain tennis, kan?]

  1. Jika kalimatnya menggunakan modals, maka gunakan modals untuk question tag-nya. Khusus untuk modals have to, gunakan kata bantu do untuk question tag-nya.

Contoh:

Sumanto can’t play piano, can he? [Sumanto tidak bisa bermain piano, kan?]

Ayu will be here, won’t she? [Ayu akan ke sini, kan?]

They have to go to school, don’t they? [Mereka harus pergi ke sekolah, kan?]

  1. Jika kalimatnya mengandung sebuah kata dengan arti negatif, seperti nobody, no one, seldom, nothing, hardly, barely, rarely, maka gunakan question tag positif.

Contoh:

No one cares of me, do they? [Tak ada seorang pun yang peduli pada saya, kan?]

She never seems to care, does she? [Dia tak pernah nampak peduli, kan?]

Rudi seldom does his homework, does he? [ Rudi jarang mengerjakan PR-nya, kan?]

Nobody lived in this house, did they? [ Tidak ada seorang pun yang tinggal di rumah ini, kan?]

  1. Jika subjeknya everyone, everybody, someone, somebody, no one dan nobody, maka gunakan they dalam question tag.

Contoh:

Somebody played the guitar last night, didn’t they? [Seseorang bermain gitar tadi malam, kan?]

Everybody watched the movie, didn’t they? [Setiap orang menonton film itu, kan?]

  1. Jika subjeknya everything, something, dan nothing, maka gunakan it dalam question tag.

Contoh:

Everything should be ready, shouldn’t it? [Semua seharusnya sudah siap, kan?]

Something is moving, isn’t it? [Sesuatu bergerak, kan?]

  1. Jika kalimatnya berupa perintah atau larangan, gunakan will you untuk question tag-nya.

Contoh:

Close the door, will you? [Tutup pintu, ya?]

Don’t be lazy, will you? [Jangan malas, ya?]

Don’t make me upset, will you? [Jangan membuat saya bingung, ya?]

  1. Jika kalimatnya dimulai dengan let’s, maka question tag-nya adalah shall we.

Contoh:

Let’s wash the car, shall we? [Mencuci mobil, yuk?]

Let’s go to the beach, shall we? [Pergi ke pantai, yuk?]

 

Let’s forget it, shall we? [Lupakan itu, yuk?]

 

Bahasa Inggris 2

Posted: April 26, 2016 in Uncategorized
  1. She has finishworking in the laboratories, and now she began to write the result of her

                  A                  B                                                             C         D

experiment.

Jawaban : A Karena seharusnya adalah has finished bukan has finish

 

  1. No one would have attendedthe lecture if you told the truth about the guest speaker.

A                                 B           C                                    D

Jawaban : B Kalimat yang benar adalah if you had told 

 

  1.  If Rudy would have studiedGerman in college, he would have not found the scientific terminology

   A                                  B                                            C

so  difficlut to undertand.

                 D

Jawaban : A yaitu diganti menjadi had studied 

 

  1. Our Spanish professor would like usspending more time in the laboratory practicing our pronunciation.

      A   B                                 C               D

Jawaban : B menjadi to spend , merupakan gerund (ing) karena merupakan kata kerja              yang harus diikuti.

 

  1. Marry usually arrivesat the office at nine o’clock, but because the strom, she was two hours late.

A                B                                      C                                   D

Jawaban : C menjadi because of. 
karena kalau hanya because + sentence harus di lanjutkan dengan kalimat
kalau because of itu + phrase

 

  1. The director felt badlyabout not giving Mary the position that she has sought with his company.

          A                          B                                 C               D

Jawaban :  A Kata yang benar adalah bad, bukan badly

 

  1. Thepresident went fishing after he has finished with the conference.

A                    B                C                      D

Jawaban : D sehrausnya menjadi had finish, karena ada kata after sebelumnya.

 

  1. Wheredo you live now? I live in Utah, my parents also do.

     A    B                                 C                                   D

Jawaban : D Karena seharusnya my parents do too, karena merupakan agreement yang            positif.

 

  1. After she had boughthimself and automobile, she sholder bicycle.

  A            B                            C         D

Jawaban : B seharusnya menjadi her self, karena kalimat sebelumnya memakai she makan         sesudahnya memakai her bukan him.

 

  1. The next importantquestion we have to decide is when we have to submitting the proposal.

A                                 B                                        C             D

Jawaban : D Karena tidak memerlukan verb-ing untuk kata kerja yg tidak sedang dilakukan

 

  1. George hasn’tcompleted the assignment yet, and Maria hasn’t either.

           A                                  B               C                      D

Jawaban : tidak ada yang salah

 

  1. After George had returnedto his househe was reading a book.

          A                         B          C      D

Jawaban : D Karena kata yang benar adalah wa read bukan was reading

 

  1. The manager has finishedworking on the report last night, and now she will begin to write the other

          A                       B            C                                                         D

proposal.

Jawaban : A harusnya V2 bukan V3.

 

  1. After takethe medication, the patient became drowsy and more manageable.

                   A               B                                       C                            D

 

 

Jawaban : A karena after -> preposition

take -> taking karena gerund.

 

  1. Because Sam and Jack had done all the work theirselves, they were unwilling to give the result to Joana.

      A                            B                         C                                        D

Jawaban : C seharusnya menjadi themself bukan theirselves karena merupakan pronoun

 

  1. It was him who came running into the classroom with the news.

A         B  C              D

Jawaban : A seharusnya he bukan him.

 

  1. If crisis would occurthose unfamiliar with the procedures would not know how to handle the situation.

A                    B                               C                                                           D

Jawaban : A seharusnya occured bukan would occur karena jika ada if tidak boleh di ikuti         would/will/shall

 

  1. Anybody who plans to attend the meeting ought send a short note to the chairperson.

         A            B                              C                          D

Jawaban : C seharusnya menjadi ought to send karena termasuk modals.

 

  1. Louise is the more capable of the three girls who have tried out for the part in the play.

A                              B                              C                                  D

Jawaban : A seharusnya menjadi the most merupakan superactive karena banyak

 

  1. Despite his smiling face, the second-place contestant is more sadder than the winner.

    A            B                               C                            D

Jawaban : D Karena kata perbandingan sadder tidak memerlukan kata more.

 

  1. It has been a long time since we have talked, isn’t it?

                    A              B           C                              D

Jawaban : D menjadi hasn’t it karena past perfect question tag.

 

  1. He is the only candidate who the faculty members voted not to retain on the list of eligible replacement

            A                            B                                             C                          D

fot Professor Kate.

Jawaban : B menjadi whom karena relative clause.

 

Pronoun & Narrative Tense

Posted: April 26, 2016 in Uncategorized

Narrative Tense

Narrative tenses are verb tenses that are used to talk about the past. They are often found in stories and descriptions of past events, such as personal anecdotes.

Example : The following are examples of narrative tenses:

a). Past simple – ‘We left on a rainy day’

b). Past continuous – ‘It was pouring down even at midday’

c). Past perfect – ‘It had rained off and on for ten days’

d). Past perfect continuous – ‘We had been waiting to escape for what seemed ages’ 

 

  Pronoun

  1.   Personal Pronoun (kata ganti orang)

Personal pronoun adalah kata ganti yang menunjukkan pada orang atau penamaan. Kata ganti orang ini digunakan sebagai subjek dan objek. Tabel di bawah ini menyenaraikan penggunaan tersebut.

Subjek Objek Arti
I

You

She

He

It

We

They

Me

You

Her

Him

It

Us

Them

Saya, aku

Kamu, Anda, kalian

Dia (perempuan)

Dia (laki-laki)

Dia, itu, -nya

Kita, kami

Mereka

Contoh kalimatnya:

  • Three days ago I met Ariel. Yesterday I met him again. [Tiga hari yang lalu saya bertemu Ariel. Kemarin saya bertemu dia lagi.]
  • My sister bought a new handphone. She loves it very much. [Saudara perempuan saya membeli sebuah handphone baru. Dia sangat menyukainya.]
  • Sule borrowed three books from the library. He must return them in two days. [Sule meminjam tiga buku dari perpustakaan. Dia harus mengembalikannya dalam dua hari.]

 

  1. Possessive Pronoun (kata ganti milik)

Possessive pronoun adalah kata yang menunjukkan kepemilikan. Ada dua bentuk possessive pronoun yaitu dependent (ditempatkan sebelum suatu kata benda) dan independent (ditempatkan setelah suatu kata kerja). Untuk lebih jelasnya, silakan Anda lihat tabel di bawah ini.

 

Dependent Independent
My

Your

His

Her

Its

Our

Their

Mine

Your

His

Hers

Its

Ours

Theirs

 

Contohnya:

 This is my book. The book is mine. [Ini buku saya. Buku ini punya saya]

* This house is theirs. [Rumah ini milik mereka.]

 

  1. Reflexive Pronoun

Reflexive pronoun adalah kata ganti yang menunjuk kegiatan untuk pelaku sendiri dalam kalimat bersangkutan, atau memberi penekanan pada unsur subjek atau objek. Kata ganti ini mendapat akhiran –self untuk bentuk tunggal, dan akhiran –selves untuk bentuk jamak.

Perhatikan tabel di bawah ini.

 

Reflexive Pronoun Arti
Myself

Yourself/yourselves

Themselves

Ourselves

Himself

Herself

Itself

Saya sendiri

Kamu sendiri/kalian sendiri

Mereka sendiri

Kami sendiri

Dia sendiri (laki-laki)

Dia sendiri (perempuan)

Dia sendiri (benda atau binatang)

 

Contoh kalimatnya:

  • She laughed at herself. [Dia menertawakan dirinya sendiri.]
  • He himself drives to school. [Dia sendiri yang menyetir ke sekolah.]
  • I myself open the door. [Saya sendiri yang membuka pintu itu.]
  • My father cooked this meal himself. [Ayah saya memasak makanannya sendiri.]

 

  1. Demonstrative Pronoun

Demonstrative pronoun merupakan kata ganti penunjuk berdasarkan kedekatan: dekat (this dan these) dan jauh (that dan those). Contoh kalimatnya sebagai berikut:

  • This is my mother, these are my sisters. [Ini ibu saya, ini adik-adik saya.]
  • That book is yours, those are mine. [Buku itu punyamu, itu punyaku.]

 

  1. Interrogative Pronoun

Interrogative pronoun adalah kata-kata yang mempertanyakan orang atau benda. Ini antara lain: who, whom (siapa), whose (punya siapa), why (mengapa), which (yang mana), dan what (apa).

Contoh kalimatnya:

  • Who did you call? [Siapa yang kamu panggil?]
  • What did you order? [Apa yang kamu pesan?]
  • Why did you sell your cara? [Mengapa kamu jual mobilmu?]

 

  1. Indefinite Pronoun

Indefinite pronoun adalah kata ganti yang mengacu pada seseorang atau sesuatu yang dianggap tidak tentu, seperti: somebody (seseorang), something, anything (sesuatu), everyone (setiap orang), dan everything (segala sesuatu).

 

  1. Relative Pronoun

Relative pronoun adalah kata-kata yang merangkai suatu kata benda atau frasa kata benda dengan klausa penjelasnya, seperti who, whom, whose, which, dan that yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata yang.

Contoh kalimatnya:

  • I don’t like people who lose temper easily. [Saya tidak senang pada orang yang mudah naik pitam.]
  • Meong that I always feed everyday is my cat. [Meong yang saya beri makan setiap hari adalah kucing saya.]

 

Tugas Softskill

Posted: Mei 30, 2015 in Uncategorized

Penyusunan Tesis, Karangan Ilmiah, Konsep Menulis Laporan Ilmiah dan Catatan Penulisan Ilmiah
Nama : Sandy tyas pratama
Kelas : 3EA20
NPM : 16212819

Pengertian Penyusunan Sintesis
Sintesis diartikan sebagai komposisi atau kombinasi bagian-bagian atau elemen-elemen yang membentuk satu kesatuan. Selain itu, sintesis juga diartikan sebagai kombinasi konsep yang berlainan menjadi satu secara koheren, dan penalaran induktif atau kombinasi dialektika dari tesis dan antitesis untuk memperoleh kebenaran yang lebih tinggi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) sintesis diartikan sebagai “paduan berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras atau penentuan hukum yang umum berdasarkan hukum yang khusus.”Pengertian ini sejalan dengan pendapat Kattsoff (1986) yang menyatakan bahwa maksud sintesis yang utama adalah mengumpulkan semua pengetahuan yang dapat diperoleh untuk menyusun suatu pandangan dunia. Dalam perspektif lain “sintesis” merupakan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatakan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. Kata kerja operasional yang dapat digunakan adalah mengategorikan, mengombinasikan, menyusun, mengarang, menciptakan, mendesain, menjelaskan, mengubah, mengorganisasi, merencanakan, menyusun kembali, menghubungkan, merevisi, menyimpulkan, menceritakan, menuliskan, mengatur.. Metode Sintesis Melakukan penggabungan semua pengetahuan yang diperoleh untuk menyusun satu pandangan dunia.
Cara Membuat Sintesis Tulisan
Sejumlah syarat yang harus diperhatikan oleh penulis dalam membuat sintesis, diantaranya :
1. Penulis harus bersikap objektif dan kritis atas teks yang digunakannya.
2. Bersikap kritis atas sumber yang dibacanya.
3. Sudut pandang penulis harus tajam.
4. Penulis harus dapat mencari kaitan antara satu sumber dengan sumber lainnya, dan
5. Penulis harus menekankan pada bagian sumber yang diperlukannya.
Karangan Ilmiah
Karangan ilmiah adalah suatu tulisan yang didalamnya membahas suatu masalah yang dilakukan berdasarkan penyedikan, pengamatan, pengumpulan data yang dapat dari suatu penelitian,baik penelitian lapangan, tes labolatorium ataupun kajian pustaka dan dalam memaparkan dan menganalisis datanya harus berdasarkan pemikiran ilmiah,yang dikatakan dengan pemikiran ilmiah disini adalah pemikiran yang logis dan empiris.

Bentuk karangan
Karangan Ilmiah :
 Karya tulis
 Skripsi
 Esai
 Tesis, dll

Ciri-ciri Karangan Ilmiah
 Menyajikan fakta obyektif secara sistematis
 Pernyataan cermat, tepat, tulus dan benar serta tidak memuat terkaan
 Penulisnya tidak mengejar keuntungan pribadi
 Penyusunannya dilaksanakan secara sistematis, konseptual dan procedural
 Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa dukungan fakta
 Tidak emotif menonjolkan perasaan
 Tidak bersifat argumentative, tetapi kesimpulannya terbentuk atas dasar fakta
 Karangan Ilmiah

Bentuk dari karangan Karya Ilmiah adalah seperti berikut :
1. Abstraksi
2. Pendahuluan
3. Latar Belakang
4. Tujuan Penelitian
5. Metode Penelitian
6. Batasan Masalah
7. Sistematika Penulisan
8. Teori Dasar
9. Pembahasan
10. Penutup

KONSEP DASAR KARYA TULIS ILMIAH
Karya tulis ilmiah adalah suatu produk dari kegiatan ilmiah. Membicarakan produk ilmiah, pasti kita membayangkan kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan temuan baru yang bersifat ilmiah, yaitu penelitian. Memang temuan ilmiah dilakukan melalu penelitian, namun tidak hanya penelitian merupakan satu-satunya karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu permasalahan. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu penelitian. Karya tulis ilmiah melalui penelitian ini menggunakan metode ilmiah yang sistematis untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang diteliti. Untuk memperjelas jawaban ilmiah berdasarkan penelitian, penulisan karya tulis ilmiah hanya dapat dilakukan sesudah timbul suatu masalah, yang kemudian dibahas melalui penelitian dan kesimpulan dari penelitian tersebut.
Karya tulis ilmiah sebagai sarana komunikasi ilmu pengetahuan yang berbentuk tulisan menggunakan sistematika yang dapat diterima oleh komunitas keilmuan melalui suatu sistematika penulisan yang disepakati.
Dalam karya tulis ilmiah ciri-ciri keilmiahan dari suatu karya harus dapat dipertanggung jawabkan secara empiris dan objektif. Teknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek yakni gaya penulisan dalam membuat pernyataan ilmiah serta teknik notasi dalam menyebutkan sumber pengetahuan ilmiah yang digunakan dalam penulisan. Penulisan ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah kalimat yang tidak bisa diindentifikasikan mana yang merupakan subjek dan predikat serta hubungan apa antara subjek dan predikat kemungkinan besar merupakan informasi yang tidak jelas. Penggunaan kata harus dilakukan secara tepat artinya kita harus memilih kata-kata yang sesuai dengan pesan apa yang harus disampaikannya.
Dalam penelitian yang digunakan sebagai bahan penulisan karya tulis ilmiah mengutip pernyataan orang lain sebagai dasar atau sebagai landasan penyusunan penelitian. Pernyataan ilmiah ini digunakan untuk bermacammacam tujuan sesuai dengan bentuk argumentasi yang diajukan. Pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai definisi dalam menjelaskan suatu konsep, atau dapat digunakan sebagai premis dalam pengambilan kesimpulan pada suatu argumentasi.
Jadi kesimpulannya pengertian karya tulis ilmiah adalah tulisan yang membahas ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis dengan menggunakan bahasa yang benar.
Syarat-syarat karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut,
1. Medianya menggunakan bahasa tulisan.
2. Membahas konsep ilmu pengetahuan.
3. Disusun secara sistematis.
4. Dituangkan dengan menggunakan bahasa yang benar artinya bahasa yang digunakan dalam karya tulis ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata atau istilah dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.

Perbedaan karya tulis ilmiah dengan non-ilmiah adalah sebagai berikut,
1. Objektif artinya karya tulis ilmiah menyajikan fakta objektif secara sistematis atau menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi spesifik.
2. Faktual artinya karya tulis ilmiah hanya mengandung kebenaran faktual sehingga tidak akan memancing pertanyaan yang bernada keraguan. Penulisan karya ilmiah tidak boleh memanipulasi fakta, serta tidak bersifat ambisius dan berprasangka, penyajiannya tidak boleh bersifat emotif.
3. Sistematis artinya karya tulis ilmiah disusun secara sistematis setiap langkah direncanakan secara terkendali, konseptual dan prosedural.
4. Bermetode artinya karya tulis ilmiah mengandung pandangan disertai cara, dukungan dan pembuktian berdasarkan suatu hipotesis.
5. Cermat dan Jujur artinya karya tulis ilmiah ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur dan tidak bersifat terkaan. Dalam pengertian jujur terkadang sikap etik penulis ilmiah yakni mencantumkan rujukan dan kutipan yang jelas.

Ciri-ciri karya tulis ilmiah yang baik adalah sebagai berikut,
1. Memiliki sifat kekinian (fenomena baru).
2. Bersifat tidak memihak.
3. Sungguh-sungguh.
4. Tidak bercorak mendebat.
5. Mengesampingkan pendapat yang tidak mempunyai dasar.

Ciri-ciri insan akademik adalah sebagai berikut,
1. Memiliki pengetahuan dan konsep keilmuan dalam bidang yang dibahasnya.
2. Memiliki rasa ingin tahu artinya apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya maka penulis harus berusaha untuk mengetahuinya, senang mengajukan pertanyaan tentang objek atau peristiwa, kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelediki masalah, serta memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan percobaan.
3. Memiliki sifat terbuka atas kritik dan syarat terhadap karya yang telah disusunnya dan bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya.
4. Berani dalam mengungkapkan kebenaran.
5. Jujur atas segala hal yang diungkapkan.
6. Objektif dalam memberi penilaian terhadap masalah yang dikaji.
7. Berpandangan ke masa depan.

B. TUJUAN DAN FUNGSI KARYA TULIS ILMIAH
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut,
1. Memecahkan masalah tertentu.
2. Mencapai tujuan khususnya tertentu.
3. Menambah ilmu pengetahuan dan konsep pengetahuan.
4. Membina kemampuan menulis ilmiah.
5. Membina kemampuan berfikir ilmiah.

Fungsi dari penulisan karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut,
1. Fungsi pendidikan yaitu untuk memberikan pengalaman yang berharga sehingga penulis mampu menulis, berpikir, dan mempertanggung-jawabkan tulisannya secara ilmiah.
2. Fungsi penelitian yaitu sebagai sarana bagi penulisnya guna menerapkan prosedur ilmiah dan mempraktikkannya dalam usaha mengembangkan ilmu pengetahuan.
3. Fungsi fungsional yaitu sebagai alat pengembangan ilmu pengetahuan, tambahan bahan pustaka, dan kepentingan praktis di lapangan dalam satu disiplin ilmu tertentu.

C. JENIS-JENIS KARYA TULIS ILMIAH

1. Makalah.
Karya ilmiah yang memuat topik tertentu yang disajikan pada sebuah forum ilmiah atau disusun untuk sebuah kepentingan tertentu, misalnya tugas kuliah. Makalah dihasilkan dari sebuah penelitian, hasil pemikiran dan kajian literatur yang memadai. Makalah harus disusun berdasarkan sebuah topik keilmuan tertentu.
Makalah dikategorikan menjadi dua yaitu, makalah biasa dan makalah posisi. Makalah biasa disusun oleh para mahasiswa untuk menyelesaikan tugas perkuliahan. Sedangkan makalah mendeskripsikan masalah atau topik teoritis yang dibahas.
Karakteristik dari sebuah makalah adalah sebagai berikut,
a. Hasil kajian pustaka atau laporan pelaksanakan suatu kegiatan lapangan yang sesuai dengan cakupan permasalahan suatu bidang keilmuan.
b. Kemampuan penulis untuk memahami tentang permasalahan teoritis yang dikaji dan menerapkan prosedur, prinsip, dan teori yang berhubungan dengan bidang keilmuan.
c. Kemampuan penulis dalam memahami isi dari berbagai sumber yang digunakan.
d. Kemampuan penulis dalam meramu berbagai sumber informasi dalam suatu kesatuan sintesis yang utuh.

2. Laporan Penelitian.
Laporan penelitian dilakukan sebagai bukti bahwa seseorang telah melakukan penelitian yang disusun berdasarkan langkah-langkah penelitian dan temuan yang diperoleh pada saat penelitian dilakukan. Karakteristik yang harus ada dalam sebuah laporan penelitian adalah sebagai berikut,
1. Sistematika laporan yang berurutan. Mencakup hal-hal berikut pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dan saran.
2. Bahasa yang digunakan harus menggunakan bahasa indonesia ilmiah.
3. Isi yang dituliskan harus benar-benar hasil penelitian yang dilakukan.
4. Data yang dicantumkan harus obyektif berdasarkan temuan
5. Teori yang disajikan harus mendukung data dan temuan penelitian.

3. Kertas Kerja.
Kegiatan tertentu yang telah dilaksanakan oleh penelitinya, misalnya kuliah kerja nyata, praktik kerja lapangan, kerja laboratorium atau kegiatan sejenis lainnya. Sistematika penulisannya bergantung pada lembaga yang menugaskan penulisan untuk melakukan kegiatan tersebut.

4. Skripsi.
Merupakan karya tulis resmi yang membahas permasalahan dalam bidang tertentu yang digunakan sebagai syarat penyelesaian studi akhir jenjang sarjana.

5. Tesis.
Karya tulis ilmiah resmi yang disusun oleh seorang mahasiswa sebagai salah satu syarat menyelesaikan bidang studi magister (S2).

6. Disertasi.
Karya tulis ilmiah resmi akhir untuk menyelesaikan program doktor (S3).

7. Karya Tulis Ilmiah Popular.
Merupakan karya tulis ilmiah yang medianya berupa media cetak atau media elektronik yang dipublikasikan kehadapan publik pembaca

Sumber : http://omdompet.blogspot.com/2014/01/ringkasan-abstrak-dan-sintesis.html?m=1
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://icl.googleusercontent.com/?lite_url=
http://nurrulwahiddahh.blogspot.com/2014/06/konsep-dasar-tujuan-dan-fungsi-serta.html?m%3D1&ei=fBz9EWIy&lc=id-ID&s=1

Catatan saya tentang penulisan ilmiah yang saya lakukan
Saat saya masuk semester 5 pertengahan dapet kabar bahwa penulisan ilmiah akan dilakukan mulai dari sekarang, dan itu benar adanya. Saat pembagian dosen pembimbing, Saya sangat beruntung mendapatkan dosen pembimbing seperti ibu Eni Sukowati yang baik, bisa merangkul dan memberi semangat untuk anak-anaknya supaya bisa menyelesaikan penulisannya dengan tepat dan benar. Saya melakukan penelitian terhadap kepuasan pelanggan. Objeknya adalah ayam bakar mas mono.
Untuk bab1 dan bab2 tidak terlalu sulit, dan masih semangat-semangatnya. Namun waktu menginjak bab3 saya menemui hambatan, kemalasan yang sangat menghambat. Sekarang penulisan ilmiah saya sedikit-sedikit saya lakukan perlahan karena saya tahu bahwa sekitaran bulan juli harus sudah di acc oleh dosen pembimbing dan mengajukan sidang. Mudah-mudahan penulisan ilmiah saya selesai tepat pada waktunya. Amiin…

metode ilmiah

Posted: April 24, 2015 in Uncategorized

Teori yang Berhubungan dengan Metode Ilmiah dan Sikap Ilmiah

Sebelum menjelaskan teori ya ng berhubungan dengan metode ilmiah dan sikap ilmiah, penulis akan menjelaskan penjelasan dari metode ilmiah dan sikap ilmiah itu secara terpisah.

Metode Ilmiah

Metode Ilmiah merupakan suatu proses keilmuan dalam memperoleh pengetahuan secara sistematatis berdasarkan bukti yang nyata guna memperoleh penyelesaian dari permasalahan yang sedang dihadapi. Proses keilmuan dilakukan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisik. Sistematis disini memiliki arti bahwa dalam usaha menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh menggunakan langkah-langkah tertentu yang teratur dan terarah sehingga menjadi suatu keseluruhan yang terpadu.

Metode Ilmiah menggunakan langkah-langkah yang sistematis dan terkontrol. Pelaksanaan metode ilmiah ini meliputi enam tahap, yaitu :
1. Mengadakan penelitian lalu merumuskan masalah,
2. Mengumpulkan data- data atau keterangan yang ada,
3. Menyusun hipotesis atau hipotesa,
4. Menguji hipotesis atau hipotesa dengan melakukan percobaan atau penelitian,
5. Mengolah data (hasil) percobaan dengan menggunakan metode statistik untuk menghasilkan kesimpulan, dan
6. Menguji kesimpulan.

Tujuan dalam mempelajari metode ilmiah adalah salah satu bentuk harapan untuk masa depan. Oleh karena itu, dalam penulisan ilmiah kita tidak diperbolehkan asal menulis atau mengindahkan kaidah-kaidah dalam penulisan ilmiah. Dalam penulisan ilmiah, kita harus mempunyai metode agar tulisan dapat dipahami dan dimengerti oleh pembaca dikemudian hari. Berikut beberapa tujuan dalam mempelajari metode ilmiah :
a. Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara sistematis,
b. Meningkatkan keterampilan dalam menulis berbagai karya tulis, dan
c. Meningkatkan pengetahuan tentang mekanismen penulisan karangan ilmiah.

Selain tujuan, terdapat pula manfaat yang diperoleh dari metode ilmiah. Berikut manfaat dari metode ilmiah :
1. Untuk menghasilkan penemuan berguna,
2. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan,
3. Untuk memecahkan suatu masalah dengan penalaran, dan
4. Untuk mengungkapkan kembali rahasia alam yang belum terungkap.

Kriteria Metode Ilmiah supaya dapat digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
a. Berdasarkan fakta,
b. Bebas dari prasangka,
c. Menggunakan prinsip analisa, dan
d. Menggunakan hipotesa.

Metode itu sendiri dapat diambil dari berbagai cara, yaitu :
1) Prasangka, yaitu suatu anggapan benar yang kemungkinan benar atau kadang-kadang, malah tidak benar.

2) Intuisi, yaitu suatu pendapat seseorang yang diangkat dari perbendaharaan pengetahuannya terdahulu melalui proses yang tidak disadari.

3) Trial and error, yaitu metode coba-coba atau untung-untungan.

Sikap Ilmiah

Sikap Ilmiah adalah suatu sikap yang menerima pendapat orang lain dengan baik dan benar yang tidak mengenal putus asa serta dengan ketekunan juga keterbukaan. Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula. Sikap ilmiah ini perlu dibiasakan dalam berbagai forum ilmiah, misalnya dalam seminar, diskusi, loka karya, sara sehan, dan penulisan karya ilmiah.

Metode Ilmiah didasari oleh adanya sikap ilmiah. Sikap-sikap ilmiah tersebut meliputi :
1. Obyektif terhadap fakta.
2. Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang mendukung kesimpulan itu.
3. Berhati terbuka artinya menerima pandangan atau gagasan orang lain.
4. Tidak mencampur adukkan fakta dengan pendapat.
5. Bersikap hati-hati.
6. Sikap ingin menyelidiki atau keingintahuan (couriosity) yang tinggi.
7. Sikap menghargai karya orang lain.
8. Sikap tekun.
9. Sikap berani mempertahankan kebenaran.
10. Sikap menjangkau ke depan.

Didalam melakukan penelitian atau pengamatan tidak terlepas dari kegiatan atau eksperimen. Eksperimen sangat menarik, tetapi sekaligus membahayakan. Untuk itu, kita perlu mempunyai sikap dalam melakukan pengamatan supaya dalam bereksperimen dapat berjalan dengan baik.

Daftar Pustaka :
– Novianti, Herlins. 2012. “Pengertian Sikap Ilmiah”. Dalam http://herlinsnovianti.blogspot.com/2012/11/sikap-ilmiah-pengertian.html .

karangan ilmiah

Posted: April 24, 2015 in Uncategorized

Pengertian, Macam, Sifat dan Bentuk dari karangan ilmiah
1. Karangan Ilmiah
Menurut Brotowidjoyo, karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuanyang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya (Susilo, M. Eko, 1995:11).
Karangan Ilmiah atau yang sering disebut karya ilmiah adalah karangan yang dibuat berdasarkan cara yang sistematis dan memiliki ciri-ciri tertentu. Demikian juga karangan non ilmiah memiliki ciri khasnya tersendiri. Lalu bagaimana membedakan satu sama lainnya, di dalam tulisan ini akan dijelaskan bagaimana membedakan antara semua jenis karangan tersebut.
Hal-hal yang harus ada dalam karya ilmiah antara lain:
1. Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.
2. Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang menyangganya.
3. Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi.
4. Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan gambar,
yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur.
5. Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandung
dalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan.
6. Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi
(paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).
Ciri – Ciri Karya Ilmiah:
Dalam karya ilmiah ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu :
a. struktur sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
b. komponen dan substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
c. sikap penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
d. penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Selain ciri-ciri diatas karangan ilmiah juga mempunyai ciri-ciri, antara lain:

Kejelasan. Artinya semua yang dikemukakan tidak samar-samar, pengungkapan maksudnya tepat dan jernih.
Kelogisan. Artinya keterangan yang dikemukakan masuk akal.
Kelugasan. Artinya pembicaraan langsung pada hal yang pokok.
Keobjektifan. Artinya semua keterangan benar-benar aktual, apa adanya.
Keseksamaan. Artinya berusaha untuk menghindari diri dari kesalahan atau kehilafan betapapun kecilnya.
Kesistematisan. Artinya semua yang dikemukakan disusun menurut urutan yang memperlihatkan kesinambungan.
Ketuntasan. Artinya segi masalah dikupas secara mendalam dan selengkap-lengkapnya.

Macam – macam karangan ilmiah:
Ada berbagai macam karangan ilmiah, berikut diantaranya :

Laporan penelitian. Laporan yang ditulis berdasarkan penelitian. Misalnya laporan penelitian yang didanai oleh Fakultas dan Universitas, laporan ekskavasi arkeologis yang dibiayai oleh Departemen Kebudayaan, dsb.
Skripsi. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik sarjana strata satu (Si).
Tesis. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik strata dua (S2), yaitu Master.
Disertasi. Tulisan ilmiah untuk mendapat gelar akademik strata tiga (S3), yaitu Doktor.
Surat pembaca. Surat yang berisi kritik dan tanggapan terhadap isi suatu tulisan ilmiah.
Laporan kasus. Tulisan mengenai kasus-kasus yang ada yang dilandasi dengan teori.

2. Karangan Semi Ilmiah
Karangan semi Ilmiah adalah karangan ilmu pengatahun yang menyajikan fakta umum dan menurut metodologi panulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya pun tidak semi-formal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis semi ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.
Ciri-ciri karangan semi ilmiah atau ilmiah popular, yaitu :

Ditulis berdasarkan fakta pribadi;
Fakta yang disimpulkan subjektif;
Gaya bahasa formal dan popular;
Mementingkan diri penulis;
Melebih-lebihkan sesuatu;
Usulan-usulan bersifat argumentative; dan Bersifat persuasive.

Jenis karangan semi ilmiah yaitu artikel, editorial, opini, tips, reportase, dan resensi buku. Resensi buku adalah bentuk konbinasi antara uraian, ringkasan, dan kritik objektif terhadap sebuah buku.
3. Karangan Non Ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri Karya Tulis Non-Ilmiah:

Ditulis berdasarkan fakta pribadi.
Fakta yang disimpulkan subyektif.
Gaya bahasa konotatif dan populer.
Tidak memuat hipotesis.
Penyajian dibarengi dengan sejarah.
Bersifat imajinatif.
Situasi didramatisir.
Bersifat persuasif.
Tanpa dukungan bukti.

Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman.

berfikir induktif

Posted: Maret 29, 2015 in Uncategorized

Nama : sandy tyas pratama
Kelas : 3EA20

A. GENERALISASI
Generalisasi adalah penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili.

Contoh :
Pemerintah telah menjadikan Pulau Komodo sebagai habitat pelestarian komodo. Di Ujung Kulon, pemerintah mebuat cagar alam untuk pelestarian badak bercula satu. Selain itu, sejumlah Undang-Undang dibuat untuk melindungi hewan langka dari incaran pemburu. Banyak cara yang telah dilakukan pemerintah untuk melestarikan hewan-hewan langkah

B. HIPOTESA

Pengertian : Silogisme hipotesis yaitu Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.

Contoh :
My : jika tidak ada uang manusia sangat kesulitan tuk memenuhi kebutuhan hidupnya Mn : Uang tidak ada K : jadi, manusia akan kesulitan tuk memenuhi kebutuhan hidupnya

C. HUBUNGAN KAUSALITAS DAN TEORI

Berupa sebab sampai kepada kesimpulan yang merupakan akibat atau sebaliknya. Pada umumnya hubungan sebab akibat dapat berlangsungdalam tiga pola, yaitu sebab ke akibat, akibat ke sebab, dan akibat ke akibat. Namun, pola yang umum dipakai adalah sebab ke akibat dan akibat ke sebab. Ada 3 jenis hubungan kausal, yaitu:
Hubungan sebab-akibat.
Yaitu dimulai dengan mengemukakan fakta yang menjadi sebab dan sampai kepada kesimpulan yang menjadi akibat. Pada pola sebab ke akibat sebagai gagasan pokok adalah akibat, sedangkan sebab merupakan gagasan penjelas.

Contoh:
Anak-anak berumur 7 tahun mulai memasuki usia sekolah. Mereka mulai mengembangkan interaksi social dilingkungan tempatnya menimba ilmu. Mereka bergaul dengan teman-teman yang berasal dari latar belakang yang berbeda. Dengan demikian, berbagai karakter anak mulai terlihat karena proses sosialisasi itu.
Hubungan akibat-sebab.
Yaitu dimulai dengan fakta yang menjadi akibat, kemudian dari fakta itu dianalisis untuk mencari sebabnya.

Contoh:
Dalam bergaul anak dapat berprilaku aktif. Sebaliknya, ada pula anak yang masih malu-malu dan selalu dan mengandalkan temannya. Namun, tidak dapat di pungkiri jika ada anak yang selalu mambuat ulah. Hal ini disebabkan oleh interaksi sosial yang dilakukan anak ketika memasuki usia sekolah.
Hubungan sebab-akibat1-akibat2
Yaitu dimulai dari suatu sebab yang dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikianlah seterusnya hingga timbul rangkaian beberapa akibat.

Contoh :
Mulai tanggal 2 april 1975 harga berbagai jenis minyak bumi dalam negeri naik. Minyak tanah, premium, solar, diesel, minyak pelumas, dan lain-lainnya dinaikan harganya, karena pemerintah ingin mengurangi subsidinya, dengan harapan supaya ekonomi Indonesia makin wajar. Karena harga bahan baker naik, sudah barang tentu biaya angkutanpun akan naik pula. Jika biaya angkutan naik, harga barang pasti akan ikut naik, karena biaya tambahan untuk transport harus diperhitungkan. Naiknya harga barang akan terasa berat untuk rakyat. Oleh karena itu, kenaikan harga barang dan jasa harus diimbangi dengan usaha menaikan pendapatan rakyat.

D. ANALOGI
Analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik kesimpulan.
Contoh :
Para atlet memiliki latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan lentur. Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat

E. INDUKSI DALAM METODE EKSPOSISI

Pengertian : salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.

Contoh :
Mulai tanggal 2 april 1975 harga berbagai jenis minyak bumi dalam negeri naik. Minyak tanah, premium, solar, diesel, minyak pelumas, dan lain-lainnya dinaikan harganya, karena pemerintah ingin mengurangi subsidinya, dengan harapan supaya ekonomi Indonesia makin wajar. Karena harga bahan baker naik, sudah barang tentu biaya angkutanpun akan naik pula. Jika biaya angkutan naik, harga barang pasti akan ikut naik, karena biaya tambahan untuk transport harus diperhitungkan. Naiknya harga barang akan terasa berat untuk rakyat. Oleh karena itu, kenaikan harga barang dan jasa harus diimbangi dengan usaha menaikan pendapatan rakyat.

berfikir deduktif

Posted: Maret 29, 2015 in Uncategorized

Nama : sandy tyas pratama
Kelas : 3EA20

Silogisme Kategorial
silogisme adalah suatu argument deduktif yang terdiri dari dua premis dan satu kesimpulan. Silogisme adalah setiap penyimpulan tidak langsung, yang dari dua proposisi (premis-premis) disimpulkan suatu proposisi baru (kesimpulan)
Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
Premis Umum : Premis Mayor (My)
Premis Khusus : Premis Minor (Mn)
Premis Simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
Aturan umum dalam silogisme kategorial sebagai berikut :
Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah
Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
Dari premis yang postif, akan dihasilkan simpulan yang positif
Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
Dari premis mayor khusus dan premis mayor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.
Contoh silogisme Kategorial :
My : Semua pekerja di Sharp adalah lulusan S1.
Mn : Novry adalah pekerja.
K : Novry lulusan S1.
My : Tidak ada manusia yang sempurna.
Mn : Novry adalah manusia.
K : Novry tidak sempurna.
My : Semua pekerja memiliki keahlian.
Mn : Novry tidak memiliki keahlian.
K : Novry bukan pekerja
Silogisme Hipotesis : Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, bila simpulannya juga menolak berarti konsekuen.
Contoh :
My : Jika tidak ada makanan, manusia akan kelaparan.
Mn : Makanan tidak ada.
K : Jadi, manusia akan kelaparan.
My : Jika tidak ada matahari, tumbuhan tidak akan berfotosintesis.
Mn : Tumbuhan tidak akan berfotosintesis.
K : Tumbuhan tidak dapat matahari.
Silogisme Alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi Alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya, simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh :
My : Supplier Sharp berada di Bandung atau Sukabumi.
Mn : Supplier Sharp berada di Bandung.
K : Jadi, Supplier Sharp tidak berada di Sukabumi.
Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Contoh Entimen :
Dia menerima ciuman pertama kali karena dia telah berpacaran.
Anda telah menerima ciuman saat berpacaran, karena itu anda berciuman.

Posted: Maret 29, 2015 in Uncategorized

Nama : sandy tyas pratama
Kelas : 3EA20

Definisi Penalaran,Proposisi,Inferensi, dan Implikasi,

Wujud Evidensi,Cara menguji data,fakta dan autoritas
I. Definisi Penalaran
Penalaran adalah sebuah pemikiran untuk dapat menghasilkan suatu kesimpulan. Ketika seseorang sedang melanarkan sesuatu, maka seseorang tersebut akan mendapat sebuah pemikiran dimana pemikiran tersebut adalah suatu kesimpulan masalah yang sedang dihadapi. Contoh saja kalau kita sedang berkendara dan terjebak di derasnya hujan, apakah yang akan kita lakukan?disitulah nalar kita bekerja. mencari sebuah solusi agar kita bisa terhindar dari derasnya hujan dengan cara memikirkan sesuatu yang bisa dipakai untuk berteduh.
Ciri – Ciri Penalaran
Penalaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
• Adanya suatu pola pikir yang secara luas di sebut logikA
• Sifat analitik dari proses berfikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu
• kegiatan berfikir berdasarkan langkah – langkah tertentu.
• Menghasilakan kesimpulan berupa pengetahuan,keputusan atau sikap yang baru.
• Premis berupa pengalaman atau pengetahuan, bahkan teori yang telah di peroleh.§
Tujuan Penalaran
Tujuan dari penalaran yang terjadi diatas tersebut adalah untuk menentukansecara logis atau objektif, apakah yang kita lakukan itu benar atau tidak sehingga dapat dilaksanakan.
Metode Dalam Penalaran
Ada dua jenis metode dalam menalar, yaitu induktif dan deduktif.
• Penalaran Induktif
Penalaran induktif (prosesnya disebut induksi) merupakan proses penalaran untuk menarik suatu prinsip atau sikap yang berlaku untuk umum maupun suatu kesimpulan yang bersifat umum berdasarkan atas fakta-fakta khusus.
Contoh penalaran induktif : Kerbau punya mata. Anjing punya mata. Kucing punya mata. Setiap hewan pasti punya mata.
Ciri- Ciri Paragraf Induktif :
• Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus.
• Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus.
• Kesimpulan terdapat di akhir paragraf.
• Menemukan Kalimat Utama, Gagasan Utama, Kalimat Penjelas. Kalimat utama paragraf induktif terletak di akhir paragraf.
• Gagasan Utama terdapat pada kalimat utama.
• Kalimat penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa khusus.
• Kalimat penjelas merupakan kalimat yang mendukung gagasan utama.
Jenis-jenis Penalaran Induktif :
Generalisasi
Penalaran yang merupakan yang mengandalakan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
Contoh :Ade adalah tentara yang mempunyai badan gagah
Bari adalah tentara yang mempunyai badan gagah
Generalisasi :Semua tentara mempunyai badan gagah
Analogi (Analogi Induktif) Dalam analogi, kita membandingkan dua macam hal.Dalam penalaran ini kita hanya memperhatikan persamaannya,tanpa memperhatikan perbedaannya.Jadi,kesimpulan yang didapat didasarkan pada persamaan diantara dua hal yang berbeda. proses penalaran untuk menarik kesimpulan/referensi tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran suatu gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensial penting yang bersamaan.
Tujuan dari penalaran secara analogi yakni :
• Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
• Analogi dilakukan untuk menyingkap kekeliruan.
• Analogi dilakukan untuk menyusun klasifikasi.
Contoh: Para atlet memiliki latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan lentur. Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat.
Hubungan Sebab Akibat
Hubungan sebab akibat diambil dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lain, dapatlah kita sampai kepada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta itu atau dapat juga kita sampai kepada akibat fakta tersebut.
Penalaran sebab akibat dapat di bedakan menjadi 3 macam :
• Hubungan sebab – akibat
Dalam hubungan ini dikemukakan terlebih dahulu hal-hal yang menjadi sebab, kemudian ditarik kesimpulan yang berupa akibat.
Contoh : Belajar, berdoa, tekun, dan tidak putus asa adalah hal yang bisa membuat kita berada di puncak kesuksesan
• Hubungan akibat – sebab
Dalam hubungan ini dikemukakan terlebih dahulu hal-hal yang menjadi akibat, selanjutnya ditarik kesimpulan yang merupakan sebabnya.
Contoh : Marak terjadi tindak kriminal di perkotaan seperti, tingkat stres yang tinggi,tawuran antar wilayah dan bunuh diri yang disebabkan kenaikan harga bbm sehingga mengalami kesulitan ekonomi.
• Hubungan sebab – akibat 1 – akibat 2
Suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama menjadi sebab hingga menimbulkan akibat kedua. Akibat kedua menjadi sebab yang menimbulkan akibat ketiga, dan seterusnya.
• Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif didasarkan pada teori yang berlaku umum tentang hal / gejala. Ditarik kesimpulan hal yang khusus. Merupakan bagian dari hal/gejala tadi. Secara garis besar maka penalaran deduktif adalah bergerak dari hal atau gejala yang khusus menjadi gejala yang khusus.
Jenis-jenis penalaran deduktif :
• Silogisme
Penalaran deduksi biasanya sering digunakan adalah silogisme. Silogisme adala penalaran secara tidak langsung. Dalam silogisme kita terdapat dua premis dan satu premis kesimpulan. Kedua premis itu adalah premis umum/premis mayor dan premis khusus/premis minor. Dari kedua premis tersebut kesimpulan dirumuskan.
• ENTINEM
Entinem adalah silogisme yang dipersingkat, hanya terdiri dari premis khusus dan kesimpulan. Entimen mengandung penyimpulan sebab akibat dari kedua preposisi tersebut, yaitu preposisi khusus (premis khusus) merupakan sebab bagi apa yang terkandung di
dalam preposisi kesimpulan.
Contoh :
• Laptop adalah barang elektronik membutuhkan aliran listrik untuk beroperasi
• DVD Player adalah barang elektronik membutuhkan aliran listrik untuk beroperasi
.
II. Definisi Proposisi
Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan yang terdapat di antara subjek dan predikat. Dengan kata lain, proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau term-term yang membentuk kalimat. Kaliimat Tanya,kalimat perintah, kalimat harapan,dan kalimat inversi tidak dapa disebut proposisi. Hanya kalimat berita yang netral yang dapat disebut proposisi. Tetapi kalimat-kalimat itu dapat dijadikan proposisi apabila diubah bentuknya menjadi kalimat berita yang netral.
Jenis-Jenis Proposisi
Proposisi dapat dipandang dari 4 kriteria, yaitu berdasarkan :
• Berdasarkan bentuk
Berdasarkan bentuk dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
Tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat atau hanya mengandung satu pernyataan.
Contoh :
o Semua petani harus bekerja keras.
o Setiap pemuda adalah calon pemimpin
Majemuk atau jamak adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan lebih dari satu predikat.
contoh :
o Semua petani harus bekerja keras dan hemat.
o Paman bernyanyi dan menari.
• Berdasarkan sifat
Berdasarkan sifat, proporsisi dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu:
Kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak membutuhkan / memerlukan syarat apapun.
Contoh:
o Semua kursi di ruangan ini pasti berwarna coklat.
o Semua daun pasti berwarna hijau.
Kondisional adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu di dalam hubungan subjek dan predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu: proposisi kondisional hipotesis dan disjungtif.
o Contoh proposisi kondisional:
jika hari mendung maka akan turun hujan
o Contoh proposisi kondisional hipotesis:
Jika harga BBM turun maka rakyat akan bergembira.
o Contoh proposisi kondisional disjungtif:
Christiano ronaldo pemain bola atau bintang iklan.
• Berdasarkan kualitas
Proposisi ini juga dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
Positif (afirmatif)
proposisi yang membenarkan adanya persesuaian hubungan antar subjek dan predikat.
Contoh:
o Semua dokter adalah orang pintar
o Sebagian manusia adalah bersifat sosial
Negatif
proposisi yang menyatakan bahawa antara subjek dan predikat tidak mempunyai hubungan.
Contoh:
o Semua harimau bukanlah singa
o Tidak ada seorang lelaki pun yang mengenakan rok
• Berdasarkan kuantitas
proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
Umum
Predikat proposisi membenarkan atau mengingkari seluruh subjek.
Contoh:
o Semua gajah bukanlah kera
o Tidak seekor gajah pun adalah kera
Khusus
predikat proposisi hanya membenarkan atau mengingkari sebagian subjeknya.
Contoh:
o Sebagian mahasiswa gemar olahraga
o Tidak semua mahasiswa pandai bernyanyi
III. Definisi inferensi
Inferensi adalah tindakan atau proses yang berasal kesimpulan logis dari premis-premis yang diketahui atau dianggap benar. Kesimpulan yang ditarik juga disebut sebagai idiomatik. Hukum valid inference dipelajari dalam bidang logika.
Inferensi manusia (yaitu bagaimana manusia menarik kesimpulan) secara tradisional dipelajari dalam bidang psikologi kognitif, kecerdasan buatan para peneliti mengembangkan sistem inferensi otomatis untuk meniru inferensi manusia.inferensi statistik memungkinkan untuk kesimpulan dari data kuantitatif.
Contoh inferensi :
Inkoherensi
tidak ada definisi inferensi deduktif telah ditawarkan. definisi yang ditawarkan adalah untuk inferensi INDUKTIF.
Filsuf Yunani didefinisikan sejumlah silogisme ,bagian tiga kesimpulan yang benar,yang dapat digunakan sebagai blok bangunan untuk penalaran yang lebih kompleks. Kita mulai dengan yang paling terkenal dari mereka semua:
• Semua manusia fana
• Socrates adalah seorang pria
Oleh karena itu, Sokrates adalah fana.
Pembaca dapat memeriksa bahwa tempat dan kesimpulan yang benar, tetapi Logika berkaitan dengan inferensi: apakah kebenaran kesimpulan mengikuti dari yang tempat?
Validitas kesimpulan tergantung pada bentuk kesimpulan. Artinya, kata “berlaku” tidak mengacu pada kebenaran atau kesimpulan tempat, melainkan dengan bentuk kesimpulan. Inferensi dapat berlaku bahkan jika bagian yang palsu, dan dapat tidak valid bahkan jika bagian-bagian yang benar. Tapi bentuk yang valid dengan premis-premis yang benar akan selalu memiliki kesimpulan yang benar.
Sebagai contoh, perhatikan bentuk berikut symbological trek:
• Semua apel biru.
• Pisang adalah apel.
Oleh karena itu, pisang berwarna biru.
IV. Definisi Implikasi
Implikasi adalah rangkuman, yaitu sesuatu dianggap ada karena sudah dirangkum dalam fakta atau evidensi itu sendiri. Banyak dari kesimpulan sebagai hasil dari proses berpikir yang logis harus disusun dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan yang tercakup dalam evidensi (=implikasi), dan kesimpulan yang masuk akal berdasarkan implikasi (=inferensi).
Implikasi dapat merujuk kepada:
• Dalam manajemen:
o Implikasi procedural meliputi tata analisis, pilihan representasi, peracanaan kerja dan formuasi kebijakan
o implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan
• Dalam logika:
o Implikasi logis dalam logika matematika
o Kondisional material dalam falsafah logika
Jadi definis implikasi dalam bahasa indonesia adalah keterlibtan atau keadaan terlibat.
Contoh : implikasi manusi sebagai objek percobaan atau penelitian semakin terasa manfaat dan kepentinganya.
V. Wujud Evidensi
Evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau autoritas, dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran.
Dalam argumentasi, seorang penulis boleh mengandalkan argumentasinya pada pernyataan saja, bila ia menganggap pembaca sudah mengetahui fakta-faktanya, serta memahami sepenuhnya kesimpulan-kesimpulan yang diturunkan daripadanya.
Evidensi itu berbentuk data atau informasi, yaitu bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu, biasanya berupa statistik, dan keterangan-keterangan yang dikumpulkan atau diberikan oleh orang-orang kepada seseorang, semuanya dimasukkan dalam pengertian data (apa yang diberikan) dan informasi (bahan keterangan).
Kita mungkin mengartikannya sebagai “cara bagaimana kenyataan hadir” atau perwujudan dari ada bagi akal”. Misal Mr.A mengatakan “Dengan pasti ada 301.614 ikan di bengawan solo”, apa komentar kita ? Tentu saja kita tidak hanya mengangguk dan mengatakan “fakta yang menarik”. Kita akan mengernyitkan dahi terhadap keberanian orang itu untuk berkata demikian.
Tentu saja reaksi kita tidak dapat dilukiskan sebagai “kepastian”, Tentu saja kemungkinan untuk benar tidak dapat di kesampingkan, bahwa dugaan ngawur atau ngasal telah menyatakan jumlah yang persis. Tetapi tidak terlalu sulit bagi kita untuk menangguhkan persetujuan kita mengapa ? Karena evidensi memadai untuk menjamin persetujuan jelaslah tidak ada. Kenyataannya tidak ada dalam persetujuan terhadap pernyataan tersebut.
Sebaliknya, kalau seorang mengatakan mengenai ruang di mana saya duduk, “Ada tiga jendela di dalam ruang ini,” persetujuan atau ketidak setujuan saya segera jelas. Dalam hal ini evidensi yang menjamin persetujuan saya dengan mudah didapatkan.
Dalam wujud yang paling rendah. Evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang di maksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang di peroleh dari suatu sumber tertentu.
VI. Cara menguji Data, Fakta, dan Autoritas
a) Cara menguji Data
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi.
Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut :
Observasi
Kesaksian
Autoritas
b) Cara menguji Fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang diperoleh adalah fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut ada dua tingkat. Yang pertama untuk meyakinkan bahwa semua bahan data tersebut adalah fakta. Yang kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
Cara menguji fakta ada dua yaitu :
Konsistensi
Koheresi
c) Cara menguji Autoritas
Menghidari semua desas-desus atau kesaksian, baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental. Ada beberapa cara sebagai berikut :

• Tidak mengandung prasangka
pendapat disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli atau didasarkan pada hasil eksperimen yang dilakukannya.
Pengalaman dan pendidikan autoritas
• Dasar kedua menyangkut pengalaman dan pendidikan autoritas. Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal. Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas, penelitian yang dilakukan, presentasi hasilpenelitian dan pendapatnya akan memperkuat kedudukannya.
Kemashuran dan prestise
• Ketiga yang harus diperhatikan adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain.
Koherensi dengan kemajuan
Hal keempat adalah apakah pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu.

Sop Buntut

500 gr buntut sapi, potong menurut ruasnya
2000 ml air
6 btr bawang merah, iris halus
4 siung bawang putih, iris halus
minyak untuk menumis
2 bh kentang ukuran besar, belah-belah
2 bh wortel, potong menyerong
1 btg daun bawang, iris tipis
2 btg seledri, ikat membentuk simpul
5 bh cengkeh
garam dan lada secukupnya

Tumis bawang merah dan bawang putih sampai harum. Masukkan buntut sapi, aduk sebentar sampai berubah warna.
Tuangkan air, masak sampai buntut lunak dan matang.
Tambahkan kentang, wortel, daun bawang, seledri dan cengkeh. Masak kembali hingga mendidih, beri garam dan lada secukupnya.
Sajikan sop dengan bahan pelengkap.